Awal Bulan

Awal Bulan

Awal Bulan

Tanggal di awal bulan selau jadi primadona bagi gue. Biasanya kalau lihat tanggal satu, dua, atau tiga bawaannya terselematkan aja. Karena di tanggal itu gue terima gaji. Entah itu dari orang tua yang ngasih uang bulanan atau gaji sebagai asisten di kampus. Gue bener-bener excited kadang sampai bolak-balik atm buat ngecheck "Uang gue udah masuk belum ya?". Misal kalau masih belum masuk, gue masih ngotot buat ngechecknya. Sampai-sampai orang yang di sebelah gue jadi risih. 

Keluar dari atm tiba-tiba ada tukang parkir yang entah dari mana (gue curiga muncul dari dalam knalpot motor gue) nyamperin minta uang parkiran, tanpa berfikir panjang gue kasih uangnya sambil bisikin "Ambil aja kembaliannya" padahal mah uangnya pas, gue bukannya mau sombong tapi emang orangnya dermawan banget, gak haus pujian (pasang muka tampol-able). 

Abis dari atm gue langsung ke minimarket dekat rumah belanja barang-barang bulanan yang sebelumnya udah gue catat di handphone biar gak kelupaan. Enaknya belanja di awal bulan setelah gajian itu, kita benar-benar gak ada beban. Tangan masukin barang ke keranjang berasa bener-bener enteng, gak perlu cek harga lagi. Beda banget kalau belanja di akhir bulan ngeliat barang yang mau dibeli aja keringetan, overthingking-nya lama banget. 

Keluar dari minimarket tiba-tiba tukang parkir yang entah dari mana (gue curiga abang tukar parkir yang di atm ngikutin gue, karena mukanya mirip) minta uang parkiran. Karena gue kesel gue kasih aja uang gede lima puluh ribuan, bukannya ngasih gue lewat si abang malah balikin uang gue empat puluh delapan ribu pake uang dua ribuan. Anjir, gue salah strategi.

Punya banyak uang di awal bulan bener-bener bikin gue kalap. Apalagi saat buka aplikasi belanja, suka banget khilaf. Khilafnya gak tanggung-tanggung, setiap barang yang gue lihat. Ngeliat barang di keranjang atau barang diskon di awal bulan, bikin jempol gue gatel banget pengen mencet tombol checkout. Pencet tombol checkout merasa gak bersalah. Padahal abis itu nangis uring-uringan karena nyesel udah pencet tombolnya.

Di minggu pertama biasanya gue pede banget bisa survive. Di minggu selanjutnya sampai akhir bulan baru tantangan beratnya dimulai. Kalau lagi nongkrong bisanya cuman milih menu minuman es teh yang harganya lima ribu rupiah beda sama temen gue yang milih menu minuman yang bagus kayak boba atau kopi luar negeri. Juga kalau mau berangkat pergi entah mau kemana gue lebih prefer pake motor orang lain. Jadi perhitungan banget.

Tapi untungnya orang-orang disekitar gue baik banget. Mereka bener-bener ngesupport dan ngertiin gue kalau di akhir bulan uang gue bener-bener menipis. Bahkan saking baiknya mereka pernah mau galang dana buat gue lewat Kitabisa.com, ini seriusan. Untung aja ketahuan dan kepala mereka gue geplak satu-persatu. 

Gue sih gak masalah mereka ngelakuin itu. Cuman gak kebayang aja ntar orang-orang masuk ke Kitabisa.com terus ngeliat judul di kolom Penggalangan Dana Mendesak : "Darurat! Bantu Agra untuk bertahan hidup. Dana terkumpul Rp.0 dari Rp.10.000.000" terus pasang thumbnail dengan foto muka gue yang kayak gembel, orang-orang kan bisa tertipu karena kasihan ngeliat foto gue. Bocah gila emang.

Tampilan Baru

Tampilan Baru

Tampilan Baru

Hey yo, welcome back!.

Kalau kalian orang yang cukup sering main ke blog gue dan ngerasa "Kayaknya tampilan baru deh? Ya gak sih?". Yap, kalian bener banget. Setelah bergelut dengan code HTML hampir seharian, akhirnya gue berhasil menyelesaikan tampilan blog yang baru ini. Hal ini membuktikan bahwa kayaknya gue lebih bisa memahami code bahasa pemrograman daripada code bahasa cewek deh. Hmm cupu banget memang.

Sebenarnya gue gak terlalu jago sih dalam menggunakan bahasa pemrograman HTML karena bukan fokus gue disana. Gue lebih memahami bahasa pemrograman seperti Python, MySQL, dan  R Language yang biasanya digunakan untuk mengolah data dan menghasilkan insight yang berguna bagi pengguna. Bisa dibilang gue cukup awam menggunakan bahasa pemrograman HTML. Ada beberapa situasi dimana gue bisa mengimplementasikan bahasa pemrograman yang pernah gue pelajari ke bahasa pemrograman HTML. Jadi gue bener-bener terbantu.

Mengedit template blog seharian bener-bener gak gue saranin. Karena dapat mengakibatkan sakit di area pinggang, mata berkunang-kunang, dan otak yang terpanggang. Gue udah nyoba buat istirahat sebentar. Tapi sekalinya gue mau rebahan buat istirahat, otak gue langsung kayak "Kayaknya bisa ditambah ini deh, kayaknya bisa ditambah itu deh.". Akhirnya gue gak jadi istirahat dan balik lagi ke meja kerja buat otak-atik template blog.

Oke, kayaknya gak usah berlama-lama lagi deh. Gue akan jadi guide buat kalian dan ngasih tau apa aja sih tampilan baru di blog gue ini.

Sebelumnya gue ansumsikan dulu kalau kalian adalah pengunjung baru di blog gue ini. Untuk bisa mengakses blog Tulisan Unfaedah kalian bisa mengakses langsung di Web Browser dan ketik tulisanunfaedah.blogspot.com atau kalian mau mengakses dengan cara yang susah dan lama, kalian bisa mengetik Tulisan Unfaedah di Google Search Engine. Maka kalian akan menemukan blog gue seperti ini di halaman pencarian. 

Halaman Tulisan Unfaedah

Template yang gue gunakan sekarang adalah Lunar Responsive Blogger Template yang di desain oleh Arlina kemudian gue kostumisasi sehingga jadilah tampilan seperti sekarang. Lunar Responsive Blogger Template ini memiliki fitur yang cukup lengkap seperti berikut :

Features Availability
Responsive True
SEO True
Google Testing Tool Validator True
Night Mode True
Light Base Theme Color True
Auto Read More with Thumbnail True
Search Box True
Top Navigation True

1. Halaman Utama


Pada halaman utama biasanya kalian menemukan header yang terlalu simpel dan effortless karena gue hanya manampilkan teks Tulisan Unfaedah yang berupa gambar tanpa sedikitpun seni di dalamnya. Di tampilan sekarang gue membuat header yang menurut gue simpel dan keren menggunakan Canva dan sekaligus logo dari blog Tulisan Unfaedah.
Icon Tulisan Unfaedah
Pada aplikasi Canva biasanya gambar disimpan dengan ekstensi PNG secara default dan saat gue menyimpan gambar ini dari Canva ternyata background putih dari gambar gak hilang. Hal ini sangat menganggu bagi gue, karena pada tampilan blog terdapat fitur night mode. Saat pengunjung menggunakan night mode (ada di pojok kanan atas) maka terjadi perbedaan yang kontras antara warna hitam saat night mode dan warna putih background dari header. Jadi gue perlu menghilangkan background menjadi transparan. Untuk menghilangkan background tersebut gue menggunakan aplikasi web bernama Removebg.

Berbeda dengan template sebelumnya pada bagian body blog gue menggunakan tampilan list mode dan sekarang menggunakan grid mode yang merupakan default dari template ini. Yang berbeda dari template aslinya adalah pada kolom tanggal gue menghilangkan desain bubble karena ngerasa gak cocok dan terlalu ramai. Untuk perbandingannya kalian bisa cek langsung di sini.

2. Halaman Postingan


Seperti yang kalian lihat, pada tampilan blog ini hanya menggunakan satu kolom saja dan tidak menggunakan sidebar untuk meletakan widget seperti Popular Post, Archived, dan lain-lain. Karena dari hasil analisis yang gue lakukan dari pengunjung blog gue, gak ada satupun pengunjung yang pernah mengklik link yang ada pada sidebar. Jadi daripada mempersempit space yang ada pada blog, gue memutuskan untuk menghilangkannya. 

Pada halaman postingan sebenarnya gak banyak hal yang gue ubah dari template aslinya. Yang gue lakukan hanya mengganti font dan mengubah tampilan blockquote dimana biasanya di isi dengan quote dari penulis yang ingin di tampilkan. Berikut tampilan blockquote-nya


"Blockquote Tulisan Unfaedah"


Gue juga menambahkan beberapa pemanis dalam blog ini. Misalkan button up and down, tujuannya agar pengunjung gak capek scroll dari atas kebawah karena tulisan dan komentar yang terlalu panjang. Kemudian gue juga menambahkan progress scroll bar dimana akan kelihatan kalau kalian melakukan scroll ke atas atau kebawah yang terletak di bagian paling atas blog berwarna merah. Dan terakhir gue juga menambahkan background pada tulisan yang di blok dengan warna hitam yang biasanya akan berwarna biru muda. Jelasnya seperti berikut.



3. Font dan Warna

Karena gue gak suka dengan font asli dari template ini gue memutuskan untuk mengubahnya. Font sebelumnya bernama Google Sans dan sekarang gue ganti. Ada dua font yang gue gunakan yaitu Barlow dan Barlow Semi Condensed. Kenapa? Karena saat gue ingin menggunakan Barlow sebagai font judul, gue di rekomendasikan langsung untuk menggunkan Barlow Semi Condensed sebagai font isi dari websitenya. Semua font tadi bisa kalian dapatkan di Google Fonts.

Untuk warna gue menjadikan warna merah sebagai warna utama. Awalnya gue udah nyoba warna biru karena warna paling gue suka, tapi pas dicoba ternyata gak bagus. Makanya gue ganti jadi warna  merah. Jika kalian mau menggunakan warna ini kalian bisa cek di sini untuk lebih lengkapnya.

Tampilan baru pada blog ini udah responsive dan akan menyesuaikan sesuai device yang kalian gunakan. Jadi pengalaman yang kalian dapatkan di tampilan desktop gak akan berbeda jauh dengan pengalaman saat menggunakan smartphone. Paling bedanya di ukurannya yang agak lebih kecil.

Untuk sisanya kalian bisa explore sendiri dari tampilan blog yang baru ini. Karena mungkin ada beberapa detail yang kelupaan saat menulis tulisan. Gue gak janji kalau tampilan ini akan bertahan lama atau enggak. Karena gue emang suka otak-atik code. Jadi bisa aja beberapa bulan lagi akan berubah. Tergantung mood sih. Semoga kalian betah berlama-lama di blog gue ini. Kalau lagi gabut kalian bisa buka blog Tulisan Unfaedah dan kalau lagi sibuk kalian juga bisa membuka blog Tulisan Unfaedah. Karena blog Tulisan Unfaedah bisa dibuka kapan dan dimana aja.

Kira-kira menurut kalian gimana tampilan yang baru ini? Apa ada saran dari segi tampilan yang perlu di tambahkan ataupun untuk blog secara keseluruhan gak?. Kalian juga bisa bertanya kalau ada hal-hal yang ingin ditanyakan. Silahkan di isi di kolom komentar ya. Terimakasih.

Kuliah

Kuliah


Kehidupan sebelum pandemi dengan selama pandemi berasa beda banget. Sebelum pandemi gue sibuk kuliah dari pagi sampai sore, tiba dirumah langsung rebahan, ketiduran. Kadang sampai gak ada waktu buat nongkrong bareng teman. Kecuali masih dalam lingkungan kampus, itupun juga kalau gak mampus karena mata kuliah yang meresahkan.

Gue juga gak ikut gabung organisasi ataupun kegiatan kepanitian di kampus. Padahal dari SD sampai SMA gue selalu ikut organisasi ataupun event di tingkat kecamatan sampai provinsi dan sering disuruh jadi ketua. Gue ngerasa udah cukup, juga ada sedikit rasa capek. Daripada gue ngikutin organisasi atau kegiatan kepanitian di kampus, gue lebih milih untuk merencanakan, melakukan, dan mengembangkan ide yang ada dalam pikiran gue yang sesuai dengan tujuan hidup untuk mengisi waktu kosong.

Berarti lu introvert dong?

Bukan, gue bukan orang yang introvert, malah gue seorang ekstrovert, lebih tepatnya Thingking Ekstrovert. Hasil dari tes kepribadian namanya STIFIn yang gue lakukan pas SMA dulu. Tesnya itu bukan tes tulis tapi tes berdasarkan sidik jari. Dan cukup meyakinkan karena setahu gue sidik jari itu gak akan berubah. Jadi, gue ngerasa tesnya cukup akurat dan gak akan pernah berubah sampai tua nanti.

Selama hidup kayaknya gue paling sering menyendiri deh, mencari ketenangan dan berfikir dari hal-hal yang paling serius sampai hal-hal yang paling random yang muncul di otak gue. Pas berfikir biasanya gue berkomunikasi dengan diri gue yang lainnya, bahkan sampai debat gak jelas. Misal, mikirin tentang konspirasi yang ada di dunia sampai mikirin sebenarnya pas belanja itu yang bilang terimakasih pembeli atau penjual sih?. Random banget. 

Kalau udah capek atau ngerasa bosen baru deh keluar rumah nongkrong bareng teman. Walaupun pas nongkrong sebenarnya gue lebih suka menyendiri di keramaian. Gue juga gak tau kenapa, tapi serius enak parah.

Oiya, buat yang belum tau, gue kuliah di jurusan Sistem Informasi. Jadi seorang mahasiswa IT itu berat banget. Orang-orang disekitar gue, ngerasa gue tahu banyak hal tentang teknologi. Padahal mah enggak, biasa aja. Gue pernah disuruh perbaiki tv sama saudara. Pas gue bilang gak bisa dia ngebalas "Tapi kan lu anak IT". Otak gue langsung kayak "APAAN SIK. IYA GUE ANAK IT TAPI GAK GITU KONSEPNYA!".

Kadang sampai ngelunjak minta perbaiki remote sampai kipas angin. Ya allah, capek batin gue. Rasa ingin memperbaiki bug di otaknya meningkat tajam. Padahal gue udah coba jelasin kalau gue itu lebih ke programming dan bisnisnya. Sedangkan untuk memperbaiki tv, remote, ataupun kipas angin mungkin anak elektro yang lebih paham.

Anak IT itu idaman banget, sumpah. Titik koma aja di perhatiin apalagi kamu, jiakh.

Tapi beneran deh. Kalau lagi ngoding harus perhatiin titik komanya, kadang sampai gak bisa tidur buat nyari titik koma yang ketinggalan ataupun error yang harus di perbaiki. Sekalinya ketiduran, langsung depan laptop, alasnya? keyboard, mimpinya? tetap ngoding, nyari bug lagi.

Kuliah dimasa pandemi enak gak enak si. Dibilang enak karena pas lagi zoom atau gmeet kita bisa off cam. Jadi dosen ngomong memaparkan materi, kita bisa tinggal lari. Tapi ya gitu, yang rugi diri sendiri. Itupun tergantung dosennya juga, ada yang bisa ada yang enggak harus pinter-pinter nyari timing sih. Gak enaknya itu karena dosen yang ngasi tugas, banyaknya suka ngadi-ngadi. Ya enak kalau dosennya bisa di ajak kompromi, kalau enggak bisa mati gara-gara tugas yang bejibun. Dosen yang ngasih tugas juga gak cuman satu atau dua, tapi semua dosen.

Sekarang gue bener-bener sibuk dari yang ngerjain urusan perkuliahan sampai ngerjain hal-hal yang penting banget untuk mencapai tujuan hidup. Gue punya goals yang harus gue kejar, dari goals tadi gue pecah lagi menjadi sub-sub goals supaya pas ngerjainnya gak terasa berat dan kehidupan gue terarah. Kalau goal udah tercapai langsung deh gue ceklis di catatan biar gak kelupaan.

Eh, udahan dulu kali ya ceritanya. Otak gue mulai berasap nih gara-gara nulis tulisan ini selama tiga jam. Bye~

Mager

Mager


Akhir-akhir ini gue sering heran sama diri gue. Kenapa semakin bertambahnya umur, gue ngerasa makin mager. Gue ngerasa semangat muda udah menurun drastis. Hidupin tv mencet tombol power yang biasanya pake tangan. Sekarang kebiasaan hidupin pake jempol kaki. Mager banget, sumpah. Gue sekarang juga gampang ngantuk. Rebahan dikit ngantuk. Ketemu sofa atau kasur yang empuk ngantuk. Bahkan kalau lagi kencing aja gue bisa ngantuk, ketiduran. Lemes banget kayak agar-agar yupi.

Hampir selama pandemi gue ngabisin banyak waktu dengan rebahan. Kadang sampai gak rela waktu rebahan gue di ganggu. Kalau ada yang minta tolong atau ngajakin buat ngerjain sesuatu harus di pastiin dulu kegiatannya gak bentrok dengan jadwal rebahan gue.

Kenapa sih gue?. Gue ngerasa udah kayak tua banget sekarang. Padahal umur masih muda. Saking magernya tulisan ini gak selesai-selesai. Kalau di hitung-hitung ada kali hampir setahunan.

Eh bentar-bentar pas mau nulis tulisan ini gue iseng buat searching di google dan ketik kata "mager". Dan gue ngeliat berita kayak gini.



"Anj gue gak mau mati muda". 

Gue yang tadinya diem di kamar jadi mikir "Apa malaikat maut lagi di deket gue ya?". Gue belum siap, asli. Oke sekarang tarik napas. Gue gamau mati muda. Gue harus produktif. Tapi pas mikirin gue harus produktif. Gue bingung mau ngapain. Alhasil gue cuman bengong sejam depan laptop. Gue bener-bener overthingking sekarang. Sampai-sampai gue lupa buat buang napas. *buang napas*

Tapi semua udah berubah, gue yang dulunya mageran sekarang udah nggak. Gue udah tobat karena gue tau gue gak bisa kayak gini terus. Gue harus jadi kaya. Karena dari dulu gue sebenarnya pengen jadi kaya. Gue pengen kalau lagi belanja di mall gak perlu cek harga lagi tinggal ambil barang - masuk keranjang - bayar - kelar. Atau kalau adek gue tiba-tiba nge-whatsapp "bang, keranjang shopee adek tolong di checkout ya" terus gue bales pake emotikon "👍".


Tapi beneran deh gue udah gak mageran lagi sekarang. Gue yang biasanya bangun tidur malah tarik selimut lagi. Sekarang udah gak. Pengennya abis bangun tidur yang ditarik rezeki, jiakh. Gue bisa buktiin kalau gue emang serius untuk produktif. Sekarang gue udah install aplikasi-aplikasi produktif di hp. Mulai dari aplikasi TickTick yang ngebantu gue mencatat kegiatan yang akan gue kerjain, Home workout yang nge bantu menjaga berat badan, sampai aplikasi Money Manager untuk mencatat pengeluaran. Tata letak aplikasi di hp juga gue atur. Misal, letak aplikasi shopee gue deketin sama Money Manager tujuannya agar pas mau checkout shopee gue sadar kalau gue harus hemat. Gimana jenius kan gue?

Gue sekarang udah tobat, eh malah gantian bapak yang mageran. Kerjaannya main hp sambil rebahan. Gue sih sebenarnya gak masalah kalau bapak main hp. Yang masalah itu kalau gue lagi serius makan tapi bapak tiba-tiba ketawa karena liat video di hpnya. Gue kan jadi ngeri sekaligus kaget. Dulu aja pas gue masih sering main hp guenya di marahin karena keseringan main. Sampai-sampai kalau lagi sakit yang di salahin hp "Hp teroosss...". SUMPAH GAK ADA HUBUNGANNYA!. Sekarang gue balikin pas bapak gue sakit gue bilangin "Hp teroosss..." bapak gue jawab "Oh ngelawan.. udah gede.. OK! uang jajan kamu bulan ini bapak potong ya". "Tapi kan pa.." gue berusaha ngebela diri. "Oh mau tambah potongannya OK!". "Tapi kan papa ganteng maksudnya". Akhirnya uang jajan gue gak jadi di potong. 
Ku Tandai

Ku Tandai


Buat adek yang tadi sholat jumat di sebelah gue. Tolong lah dek, kalau lagi sholat pas salam kanan salam kiri. Lu juga ikutan salam kiri. Bukan malah nungguin gue salam kiri abis itu lu nyengir depan muka gue. Kan gue ngakak anj. Gue yang lagi salam gak bisa tahan ketawa.

Bukan apa-apa tapi nyengir lu nyerang ingatan gue. Dari pulang jumatan sampai buka pintu rumah nyengir lu masih kebayang di otak gue. Malah di gigi lu ada cabe lagi yang nyempil. Berasa di todong banget gue. Fokus gue gabisa kemana-mana selain ke cabe yang lagi nyempil di gigi lu. Hahaha. 

Awkward momen banget, asli.

Sah gak sih sholat gue? Ya allah ampuni hamba ya allah. Gue bener-bener gak terima. Gak terima gue gara-gara nyengir lu doang sholat jumat gue selama hampir setengah jam batal. Awas aja lu kalau gue masuk neraka gegara lu. Gue bakal ajuin banding pas hari perhitungan.

Gue yang lagi dirumah pun kepikiran, kok bisa ya?. Padahal tampilan gue yang sekarang kurang sangar apa coba. Rambut di gondrongin, kumis gue tebelin. Tapi masih aja di isengin sama bocah. Hilang deh wibawa gue.

Ku tandai kau ya dek, bgst. 😭

Mungkin dari kalian ada terbesit di pikiran buat tanya. Kenapa gak di tegur aja?. Pengen banget gue tegur bocahnya pas abis sholat tadi. Eh, belum juga selesai dzikir bocahnya malah ngilang. Gak tau kemana.

Tapi ya senakal-nakalnya gue waktu kecil pas sholat jumat paling ya cuman becandaan sama temen injak-injakin kaki pas lagi sholat. Walaupun gak jarang juga berakhir dengan berantem. Atau gak pas tahyat awal atau tahyat akhir gue yang di depan dia ngasih jempol sambil bilang "Gue menang yak. Lu yang jaga" gitu doang. Dan itu cuman sebatas temen. Gak berani gue ganggu-ganggu orang tua lagi sholat. Nah lu malah gangguin orang tua. Bisa bisanya lu ya.

Pengen banget kayaknya lu ya masuk neraka jalur giveaway . Dakjal bahagia melihat tingkah laku lu.

.
Gara-gara dia gue jadi nostalgia lagi. Gue inget waktu itu pas sholat berjamaah di masjid. Pas rakaat berapa gitu gue udah lupa. Gue pernah nyundul pantat orang yang ada di depan gue dari sujud ke takbiratul ihram dan itu bener-bener gak sengaja. Gue kaget , dari bunyi jedug karena benturan pantat dan kepala tiba-tiba gue langsung nyebut "Anjing!, Astaugfirullah!". Dari dulu sampai sekarang gue kalau kaget gitu. Abis berkata-kata kotor langsung nyebut, biar seimbang. Temen-temen gue yang lagi khusyuk sholat jadi ketawa.

Dulu pas kecil gue emang sering isengin temen pas sholat. Dari yang dulu pernah injekin sarung orang sampai orangnya jatuh, ketawain orang yang pas sujud celengan pantatnya kelihatan, sampai bikin rusuh orang lain lagi sholat gue malah perang sarung di belakang. Kadang ngerasa bersalah sih. Pas  kelar ngelakuin doang ngerasanya, besoknya di ulang lagi. Gak tobat-tobat.

Boker

Boker


Gue gak suka ya lagi boker masih aja ditanya "Ada orang di dalam?". Padahal keran air udah sengaja gue hidupin kenceng-kenceng. Tapi masih aja ditanya. Gue yang di dalam kan jadi gak khusyuk. Kadang juga was-was. Padahal udah gue kode, keran air gue mainin, lantai gue siramin, padahal mah pura-pura aja. Biar orang yang lewat di luar tahu kalau gue ada di dalam. Tapi masih aja di tanya.

Gue juga gak suka kalau lagi boker pintunya di gedor-gedor. Gue teriakin aja "Antri bos!". Pintunya masih di gedor-gedor. Karena kesal pintu gue lempar pake gayung. Keluar kamar mandi giliran kepala gue yang di gebuk pake gayung. Ternyata bapak gue. Bos beneran.

Bagi gue boker selalu jadi pengganggu kalau mau berangkat ngampus. Kayak berasa ada yang ngikutin dari belakang. Pas mau berangkat ngampus di bisikin sama setan boker "Udah boker belum?". Gue kegep.

Biasanya gue udah siap-siap buat berangkat. Handphone check, dompet check, helm check. Pas mau starter motor tiba-tiba ada panggilan alam. "Ya allah perasaan pas mandi tadi gak ngerasain apa-apa deh". Gue ngeluh. Akhirnya gue boker dan ngulang dari awal lagi handphone check, dompet check, helm check.


Pernah punya pengalaman pas boker di kloset duduk tapi kayaknya gue kelupaan buat kunci pintu. Tapi gak tahu juga sih, mungkin semesta yang berkehendak. Adek gue tiba-tiba nyelonong masuk. Gue bengong, dia kaget. Gue lupa napas selama 3 detik. Si bangsat malah ketawa sambil nutup pintu. Selama boker gue jadi overthingking. "Kok bisaaa?!". Keluar kamar mandi gue di ceng-cengin abis-abisan. 

Gue sumpahin pantatnya rapet biar gak bisa boker sekalian.

Gak selamanya boker jadi pengganggu dalam hidup. Menurut gue kalau kita boker dengan khusyuk dan tenang biasanya kita akan mendapatkan hidayah atau inspirasi - inspirasi yang brilian. Gue ngerasa otak gue jadi encer pas lagi boker. Makanya kalau pas lagi buntu ngerjain proyek ngoding, gue boker. Jadi boker sambil ngoding. Gak dong candaaa.

Boker biasanya gue bagi menjadi dua jenis berdasarkan waktu. Kalau pagi hari gue ngerasa pengen boker berarti perut gue aman. Kalau siang, sore, atau malam. Baru gue khawatir. Barusan gue makan apaan ya?

Paling gak enak itu kalau boker di tempat umum. Misalnya, di pertamina. Selain karena toilet pertamina bau, biasanya gantungannya juga gak ada.  Kunci pintunya juga udah gak layak pakai. Udah kayak mau copot aja kunci pintunya. Gue yang di dalam jadi panik sesaat. Pengen boker tapi toiletnya kayak gini, kalau gak boker takut cepirit. Yaudah gue pasrah. Semenjak saat itu gue berikrar untuk tidak boker di pertamina lagi.

Udahan dulu yah. Pegel. Mau cebok.